Akuntansi Perhotelan

Fungsi-Fungsi yang Terlibat dalam Pengendalian Harga Pokok Makanan

 on Minggu, 09 April 2017  

Untuk mencapai harga pokok baku makanan yang ditentukan oleh manajemen diperlukan keterlibatan beberapa fungsi (departemen) hotel. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam pe-ngendalian harga pokok baku makanan adalah pembelian (purchasing), penerimaan barang (receiving), gudang (Storeroom), produksi yang meliputi prapenyiapan (prepreparation) dan penyiapan (preparation), serta penjualan.
Agar harga pokok baku makanan dapat dicapai maka diperlukan pengendalian aktivitas fungsi-fungsi tersebut.

Pengendalian Pembelian
Fungsi pembelian merupakan fungsi yang pertama kali dalam menentukan dan sekali-gus mengendalikan harga pokok makanan. Semua bahan makanan yang dibeli dengan harga tertentu merupakan harga pokok makanan bagi restoran/hotel. Bila fungsi ini bekerja dengan efektif dan efisien maka harga pokok makanan yang didapat akan IZOmpetitif. Artinya, harga pokok yang terjadi dapat bersaing dengan hotel/restoran yang lain dengan mutu bahan makanan yang memadai, sesuai dengan yang ditentukan oleh manajemen hotel. Fungsi pembelian mengadakan pembelian bahan makanan yang secara garis besar diklasifikasi menjadi dua, yaitu bahan makanan yang cepat rusak (biasa disebut dengan istilah perishables, misalnya bahan makanan segar) dan bahan makanan yang dapat disimpan dalam waktu relatif lama (biasa disebut dengan groceries, misalnya bahan makanan dalam kaleng atau yang dapat disimpan lebih lama di gudang).
  • Penawaran Terbuka Penawaran terbuka berarti setiap rekanan diberi kesempatan yang sama dalam menawarkan bahan makanan yang dijual kepada hotel. Tujuan dari penawaran terbuka agar didapat harga bahan makanan yang kompetitif. Harga bahan makanan yang dibeli oleh hotel merupakan harga pokok makanan. Oleh karena itu semakin kompetitif harga penawaran semakin kompetitif harga pokok makanan yang dapat dicapai oleh hotel. Dengan penawaran terbuka, hotel dapat menyeragamkan harga pembelian yang merupakan harga pokok dan memiliki lebih daripada satu rekanan. 
  • Spesifikasi baku bahan makanan Spesifikasi baku bahan makanan merupakan penjelasan rinci mengenai bahan ma-kanan yang diperlukan oleh hotel yang mencakup mutu, berat, ukuran, cara pengi-riman dan harga per unit. Spesifikasi baku bahan makanan bertujuan untuk meng-hindari kesalahpahaman antara rekanan dengan hotel untuk suatu jenis bahan makanan tertentu. Misal, untuk ayam yang diperlukan oleh hotel, dinyatakan umur ayam, berat ayam per ekor, tanpa kepala dan kaki, bersih tanpa bulu, leher masih ada (5cm), bersih dari bunga es.
Prosedur Pembelian
Tujuan dari prosedur pembelian adalah agar didapat aktivitas baku untuk pembelian bahan makanan sehingga bila terjadi kekeliruan maka manajemen dapat dengan segera mendeteksi kekeliruan tersebut. Prosedur pembelian merupakan urutan kegiatan pem-belian yang dilaksanakan secara berulang-ulang dengan hasil yang sama. Fungsi pem-belian adalah fungsi yang mencari, menyeleksi, dan menentukan pembelian perishables dan groceries, yang oleh karena itu prosedur untuk pembelian perishables dan groceries perlu ditentukan.

Koordinasi Pembelian
Koordinasi pembelian berarti bahwa setiap fungsi hotel yang terlibat dalam aktivitas pengendalian harga pokok makanan harus mengetahui aktivitas pembelian. Misalnya, untuk pembelian daging ayam segar, fungsi-fungsi hotel yang dikoordinasi adalah da-pur, departemen makanan dan minuman (Food and Beverage Department), gudang, dan bagian akuntansi hotel yang akan melakukan pembayaran pembelian daging ayam segar ini.

Pengendalian Penerimaan Bahan Makanan
Aktivitas pengendalian penerimaan bahan makanan merupakan daur selanjutnya dari pe-ngendalian harga pokok makanan. Tujuan pengendalian penerimaan bahan makanan ada-lah agar hotel menerima dan membeli bahan makanan yang sesuai dengan pesanan dan sesuai pula dengan spesifikasi yang telah disepakati antara hotel dengan rekanan. Untuk dapat mengendalikan bahan makanan dari sisi berat diperlukan alat timbangan yang akurat. Perlu dicatat bahwa berat yang berlaku adalah berat yang dicapai dengan meng-gunakan timbangan hotel yang akan dicantumkan pada laporan harian penerimaan ma-kanan. Kemudian atas dasar laporan ini hotel melakukan pembayaran untuk bahan makan-an yang dibeli. Selain alat-alat yang berfungsi dengan baik di bagian penerimaan, harus ditentukan prosedur baku dalam menerima bahan makanan segar dan groceries. Misalnya prosedur baku untuk menerima ikan segar. Dengan prosedur baku ini mutu bahan makanan segar yang dikirim oleh rekanan sesuai dengan spesifikasi hotel. Laporan harian penerimaan merupakan laporan yang dibuat setiap hari oleh fungsi penerimaan. Dengan laporan harian penerimaan, hotel mendapatkan bahan makanan yang sesuai dengan pesanan dari sisi jumlah, harga, dan mutu yang ditentukan. Jumlah harga yang tercantum untuk setiap jenis makanan dan setiap rekanan merupakan jumlah yang dibeli oleh hotel. Jadi merupakan jumlah yang harus dibayar oleh hotel.

Pengendalian Penyimpanan dan Pengeluaran Bahan Makanan
Aktivitas penyimpanan dan pengeluaran bahan makanan dilaksanakan oleh fungsi gudang (storeroom). Tujuan dari pengendalian penyimpanan makanan, yaitu agar bahan makanan yang ada.dan disimpan di gudang ditangani dengan baik sehingga mutu makanan dapat dipertahankan sesuai standar yang ditentukan. Kesalahan penanganan bahan makanan ke-tika disimpan di gudang akan berpengaruh pada mutu makanan yang dihasilkan yang pada akhirnya berpengaruh pula pada harga pokok makanan. Pada sisi pengeluaran, aktivitas pengeluaran harus dikendalikan oleh manajemen agar makanan yang keluar dari gudang benar-benar untuk tujuan produksi hotel. Pengendalian pengeluaran (control of issues) bertujuan agar harga pokok makanan sesuai dengan yang ditentukan oleh manajemen hotel. Dalam mengendalikan aktivitas penyimpanan, yang harus mendapatkan perhatian utama adalah klasifikasi bahan makanan yang disimpan terutama untuk bahan makanan segar (perishables). Sifat bahan makanan segar ini ada yang menyerap bau dari bahan makanan lain, sebaliknya ada yang mengeluarkan bau: Faktor ini harus mendapat perhatian agar aroma makanan yang dihidangkan tidak rusak. Faktor penting lain adalah suhu yang diperlukan untuk menyimpan bahan makanan segar agar mendapat perhatian yang serius dari petugas gudang. Diperlukan pemeliharaan berkala untuk alat pendingin yang diguna-kan di gudang agar proses penyimpanan bahan makanan segar sesuai dengan standar dan tujuan yang ditentukan oleh manajemen. Untuk mengendalikan jumlah bahan makanan yang disimpan, setiap barang memiliki kartu barang sendiri. Pada kartu barang ini dicatat transaksi barang yang masuk, keluar dan saldo barang/bahan makanan yang bersangkutan. Dengan kemajuan teknologi informasi, pencatatan arus keluar masuk bahan makanan di gudang dapat diselesaikan dengan cepat. Khusus untuk daging segar, ikan segar, unggas segar, digunakan kartu daging (meat tag) yang disiapkan oleh fungsi penerimaan ketika bahan makanan tersebut diterima.

Untuk mengendalikan pengeluaran bahan makanan dari gudang, contoh tanda tangan dan paraf dari penjabat hotel yang berwenang memesan barang disimpan di gudang. Bahan makanan baru dapat dikeluarkan dari gudang (issued) bila dilengkapi dengan permintaan barang gudang (storeroom requisition) oleh bagian hotel yang memerlukan dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang (misalnya oleh Chef de Cuisine, F&B Manager, Res-taurant Manager, dan sebagainya). Dalam mengeluarkan barang dari gudang, rotasi penge-luaran first-in first-out harus dilaksanakan. Artinya, bahan makanan yang lebih awal diteri-ma oleh gudang, lebih awal juga di-keluarkan dari gudang. Tujuan metode first-in first-out ini adalah untuk menghindarkan kerusakan bahan makanan terutama untuk yang perishables karena terlalu lama berada di gudang.

Pengendalian Produksi Makanan
Pengendalian produksi mencakup pengendalian pra-penyiapan (pre-preparation yang lazim disingkat dengan pre-prep), dan penyiapan (preparation). Dalam aktivitas pra-penyiapan, yang perlu mendapat perhatian manajemen adalah bahwa ukuran-ukuran baku yang telah ditentukan seperti standard yield, standard portion size, dan standard recipe dilakukan oleh fungsi produksi (atau oleh karyawan bagian dapur yang memproduksi makanan). Sedang-kan pengendalian pada aktivitas penyiapan adalah bahwa semua alat-alat yang diperlukan untuk menunjang harga pokok makanan baku telah disediakan oleh manajemen, dan di-gunakan sebagaimana mestinya pada proses produksi.

Pengendalian Penjualan
Aktivitas terakhir yang harus mendapatkan perhatian manajemen hotel adalah penjualan makanan di restoran hotel (di F&B outlet). Untuk mengendalikan penjualan makanan di restoran adalah dengan order tamu dan rekening tamu. Setiap makanan diproduksi dan keluar dari dapur bila ada pesanan dari tamu restoran. Order tamu untuk tujuan pengen-dalian diberi nomor urut. Sedangkan untuk pengendalian penjualan, yaitu bahwa setiap transaksi tamu di restoran dicatat pada rekening tamu (guest checks) dan rekening tamu restoran bernomor urut. Semua transaksi dicatat dengan mesin register elektronik (kom-puter, alat mekanik atau tulis tangan) dan setiap akhir tugas (shift) dibuatkan laporan pen-jualan restoran berdasarkan atas urutan rekening tamu. Bila ada rekening tamu yang rusak dan atau batal, kondisi ini harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang di restoran (Restaurant Manager, misalnya). Faktor penting lain yang harus diperhatikan untuk pengendalian penjualan adalah pemisahan fungsi yang menjual dan yang memproduksi makanan.
Fungsi-Fungsi yang Terlibat dalam Pengendalian Harga Pokok Makanan 4.5 5 Warko Sandiwirya Minggu, 09 April 2017 Untuk mencapai harga pokok baku makanan yang ditentukan oleh manajemen diperlukan keterlibatan beberapa fungsi (departemen) hotel. Fungsi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.